Malam ini
Aku sendiri lagi
Sementara sejenak kenanganku melayang
Bersama irama Separate Livesnya Phil Collins
Berpikir
You have no right to ask me how i feel
Dan mungkin bila lagu ini memang terjadi
Aku akan menanti
Saat di mana aku bisa memandangmu lagi
Tetapi saat ini semua terasa terlalu berat
Dan jalan itu terlalu panjang dan berliku-liku
Jadi saat ini
Aku akan lari
Dan bersembunyi di balik tawa dan canda
Sementara jemariku rindu melingkarkan dirinya di jemarimu
Memainkan irama bossanova lembut
Bagaikan dua kekasih berdansa
Oh, if you only knew
Bagaimana rasanya
Akhirnya mengetahui bahwa selama ini
Kau kehilangan sesuatu dan tak pernah tahu
Sampai bertemu
Dan kau begitu dekat
Sampai aku bisa merasakan lembutnya suaramu
Tetapi begitu jauh
Bagaimana ? Bagaimana aku bisa kembali ?
Uh...
Kau tak tahu apa yang ku impikan ?
Ingin tahu ?...
Baiklah
Saat-saat seperti ini aku merasakan begitu indahnya hidup
Dan begitu sengsaranya kesendirian
Dan tiap saat bersamamu membuatku sakit di dalam
Bukan karena kamu
Bukan karena aku
Tetapi karena kita, karena kita tak pernah ada
Dan kau tak pernah tahu
Karena aku memilih menyimpannya
Jauh di dalam
Walaupun itu hanya wishful thinking
Karena itu mungkin
Aku ingin suatu saat lepas
Learning to let go
Sesuatu yang sepertinya sangat mudah bagimu
Tapi aku tak bisa
Ha, ha, ha, ha
Berapapun lagu yang kudengar
Puisi yang kubaca
Dan pekerjaan yang kulakukan
Aku tak pernah beranjak
Karena aku begitu takut
Takut kegagalan, takut kesedihan
Takut sesuatu yang tak pernah kuketahui
Irama gitar dengan kunci-kunci minor
Mengiringi larutnya pikiranku
Dalam keheningan malam
Kenapa ?
Aku terus menyiksa diriku
Mempercayai sesuatu yang tak pernah ada
Ilusi
Sebuah tipuan jahat teriming-iming dengan seribu dusta tentang kebahagiaan
Dan daun-dauh berguguran, menghampiriku bersama dengan angin pertama musim dingin
Kehangatanmu yang kucari
...oh tuhan
Jangan kau lakukan ini, kali ini mungkin aku tak tahan, dan aku akan jatuh
Takut, bahwa aku tak akan bangkit lagi
Aku kehilangan diriku
Aku butuh bantuan
Aku butuh seseorang
Aku ingin
Dirimu
Tanpa terasa
Airmataku mengerling
Jatuh
Dan membasahi
Pipimu.
* * *
Buat yang minta puisi, walau puisi ini bukan untuknya
Kenapa kita selalu terbuai
Beberapa orang dalam kebahagian
Sementara yang lain dalam kesedihan
Oh, kesedihan yang begitu indahnya
Begitu dalam, begitu sangat
Tak seorang pun kuat menolaknya
Mungkin karena kita semua memang orang-orang sentimentil dan melankolis
Atau karena kita pernah mengalami hal yang sama
Dan menghadapi keputusan yang sama
Berharap bahwa lewat lakon ini
Kita akan tahu apa yang akan terjadi
Bila kita cukup berani
Mengambil jalan yang tidak kita lalui
Berapa di antara kita
Bisa mengatakan kita mengambil jalan itu
Sejujurnya
Pada diri kita
Kenyataan itu sederhana
Hidup itu sederhana
Kitalah yang membuatnya begitu rumit
Dan merepotkan
Jadi kembalilah, ke dalam dirimu
Dan apa yang akan kau katakan kepada dunia ???
Bila saatmu tiba...
* * *
Tanganku bergetar
Aku tak tahu kenapa
Karena demam yang kualami
malam ini terasa begitu kejam
Pada sendi-sendiku
Aku merasa tua
Begitu tua
Dan membutuhkan hangatnya api di tungku
Walaupun itu tak akan membantu
Menghadapi apa yang ku tahu
Apa yang ku rasakan
Sesuatu yang hilang
Sementara senyum yang kupaksakan itu
Menghias mukaku
Tiap hari, tiap saat
Semoga suatu saat aku pun percaya
Senyum itu nyata
Tapi waktu itu belum datang
Dan kau semakin jauh
* * *
Bila
Kita tak pernah bertemu
Mungkin saat ini, aku tak mencoba mencari jawaban
Di kegelapan malam
Dan suara Sarah McLachlan tak begitu menghujam ke dalam benakku
Dan tiap nada menajamkan kesendirianku
Di tengah dinginnya ruang hotel ini
Aku mencoba mencari kedamaian
Tapi tak bisa
Karena aku menolak
Menolak melupakan, bagaimanapun sakitnya
Karena aku ingin merasakan
Sesuatu
Yang akan selalu mengingatkanku
Untuk datang ke tempat ini, saat ini
Dimana sudah tidak ada
Kata-kata
Diantara kita
* * *
Hari ini
Aku bertemu dengannya
Dan riang tawanya masih terngiang di relung hati
Bagaikan kenangan masa kecil
Tanpa dosa, tanpa dusta
Tetapi
Tetap kurasakan sedih
Karena saat itu telah berlalu
Pupus hampir tak berbekas,...hampir
Kecuali di hatiku
Dan kuharap
Di dalam kenangannya
Penyair adalah pencinta yang terburuk
Mereka menawarkan begitu banyak janji berbunga-bunga
Dan menebarkan begitu banyak kata-kata aneh, sementara menyanyikan lagu-lagu roman picisan
Ketika seseorang bertanya alasannya, ia pun akan menerawangkan matanya jauh, dan tersenyum bodoh
Manusia yang tidak tertolong, poor suckers !!
Semua orang ingin diberitahukannya, kecuali tersangka sasaran ketololannya yang tak terperi
Tetapi ia akan sangat kreatif, walaupun orang tak akan peduli
Mendadak ia akan punya jutaan alasan untuk lewat di depannya, mampir di tempat-tempat kesukaannya, atau ngobrol dengan teman-temannya
Belum jutaan puisi dan surat yang isinya begitu-begitu saja
Bak sebuah adegan dalam telenovela
BAH !!!!!
* * *
Impian
Apa yang kau impikan ?
Apa yang kau impikan, saat kau sendiri...
Sementara menghela nafas
Dalam perjalananmu
Apa yang kau pikirkan
Kemana kau akan pergi
Dan apa yang kau akan kau lakukan
Sementara itu kau terus berlari
Melewati kelutnya malam
Dan sunyinya pagi
Berlari, berlari dan berlari
Sampai kau terlalu letih
Tidak tahu apa yang kau lakukan lagi
Apa yang kau bayangkan
Di depan sana, di bawah ufuk fajar
Dan tebaran ladang gandum
Sebuah pot emas di ujung pelangi ?
Atau sebuah rumah dengan pagar putih
Istri dan dua putra-putri
Kau tidak tahu
Bagaimana kau bisa mencari
And the last thing he said to me -- "Rock," he said -
"sometime, when the team is up against it
-- and the breaks are beating the boys
-- tell them to go out there
with all they got
and win just one for the Gipper...
I don't know where I'll be then, Rock", he said
"but
I'll know about it
and I'll be happy."
Rockne Knute, All American
the edge of an existensialist universe.
Friday, February 21, 2003
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment